Maraknya isu tentang telp merah yang dapat menyebabkan kematian itu adalah berita bohong dan hanyalah isapan jempol semata. karenat sampai saat ini tidak ada satu orangpun yang tau dari mana asalnya isu sms ni. seperti yang dikatakan oleh pihak Mabes Polri mengimbau masyarakat agar tidak menggubris SMS (pesan singkat) yang mengabarkan adanya santet lewat ponsel. Kabar itu hanya kabar bohong, sehingga masyarakat tak perlu risau.
“Masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh SMS maupun penelepon gelap,” pinta Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira di Mabes Polri Jalan Trunojoyo Jaksel, Kamis (8/5).
Menurut Irjen Pol Abubakar, SMS atau pesan singkat yang berisi teror itu hanya kabar bohong. “Jadi hal seperti itu tidak benar,” tandasnya.
Pada awalnya SMS santet lewat ponsel merebak di berbagai kota di Sumatera, namun kini sudah mengarah ke Pulau Jawa. Isi SMS antara lain mengingatkan jika menerima telepon dengan nomor merah agar jangan diangkat, karena akan menyebabkan kematian.
Contoh salah satu SMS tersebut berbunyi, “Kalo ada telepon yang NOMOR BERWARNA MERAH jangan diangkat karena bisa menelan jiwa. Hari ini sudah disiarkan diberita, terjadi di Jakarta dan Duri dan sudah terbukti. Sekarang masih diusut oleh pihak KEPOLISIAN. Dugaan sementara adalah kasus PEMBUNUHAN JARAK JAUH MELALUI TELEPON GENGGAM (HP) oleh dukun ILMU HITAM / si penelepon adalah ROH GENTAYANGAN yang mencari MANGSA. Harap dimengerti dan kirim ke teman atau saudara semua. Harap saling menbantu sesama umat manusia.”
Sementara itu Hilman Rosyad Shihab, anggota DPR dari Komisi Agama menyatakan, santet dan ilmu-ilmu hitam sejenisnya itu datangnya dari setan. Jadi tidak perlu khawatir menangkalnya.
Cukup bekali diri dengan iman yang kuat, niscaya santet dan sejenisnya akan lari menjauh.
“Masyarakat harus sadar, bahwa semua itu datang dari setan, yang lebih rendah daripada manusia. Sehingga, jika kita lebih kuat imannya serta yakin kepada Allah, ancaman santet seperti apa pun insya Allah akan terhindar,” ujar Hilman.
Namun diakui, santet merupakan realitas di masyarakat dan bukan merupakan kebohongan. Masyarakat diminta agar menanggapi biasa saja isu-isu tersebut dan tidak terlalu resah.(www.kr.co.id)
ShareThis
Jumat, 09 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar