ShareThis

Senin, 31 Agustus 2009

Linguistik abad 20


Pada abad 20 penelitian bahasa tidak ditujukan kepada bahasa-bahasa Eropa saja, tetapi juga kepada bahasa-bahasa yang ada di dunia seperti di Amerika (bahasa-bahasa Indian), Afrika (bahasa-bahasa Afrika) dan Asia (bahasa-bahasa Papua dan bahasa banyak negara di Asia). Ciri-cirinya:
1)Penelitian meluas ke bahasa-bahasa di Amerika, Afrika, dan Asia.
2)Pendekatan dalam meneliti bersifat strukturalistis, pada akhir abad 20 penelitian yang bersifat fungsionalis juga cukup menonjol.
3)Tata bahasa merupakan bagian ilmu dengan pembidangan yang semakin rumit. Secara garis besar dapat dibedakan atas mikrolinguistik, makro linguistik, dan sejarah linguistik.
4)Penelitian teoretis sangat berkembang.
5)Otonomi ilmiah makin menonjol, tetapi penelitian antardisiplin juga berkembang.
6)Prinsip dalam meneliti adalah deskripsi dan sinkronis
Keberhasilan kaum Junggramatiker merekonstruksi bahasa-bahasa proto di Eropa mempengaruhi pemikiran para ahli linguistik abad 20, antara lain Ferdinand de Saussure. Sarjana ini tidak hanya dikenal sebagai bapak linguistik modern, melainkan juga seorang tokoh gerakan strukturalisme. Dalam strukturalisme bahasa dianggap sebagai sistem yang berkaitan (system of relation). Elemen-elemennya seperti kata, bunyi saling berkaitan dan bergantung dalam membentuk sistem tersebut.
Beberapa pokok pemikiran Saussure:
(1)Bahasa lisan lebih utama dari pada bahasa tulis. Tulisan hanya merupakan sarana yang mewakili ujaran.
(2)Linguistik bersifat deskriptif, bukan preskriptif seperti pada tata bahasa tradisional. Para ahli linguistik bertugas mendeskripsikan bagaimana orang berbicara dan menulis dalam bahasanya, bukan memberi keputusan bagaimana seseorang seharusnya berbicara.
(3)Penelitian bersifat sinkronis bukan diakronis seperti pada linguistik abad 19. Walaupun bahasa berkembang dan berubah, penelitian dilakukan pada kurun waktu tertentu.
(4)Bahasa merupakan suatu sistem tanda yang bersisi dua, terdiri dari signifiant (penanda) dan signifie (petanda). Keduanya merupakan wujud yang tak terpisahkan, bila salah satu berubah, yang lain juga berubah.
(5)Bahasa formal maupun nonformal menjadi objek penelitian.
(6)Bahasa merupakan sebuah sistem relasi dan mempunyai struktur.
(7)Dibedakan antara bahasa sebagai sistem yang terdapat dalam akal budi pemakai bahasa dari suatu kelompok sosial (langue) dengan bahasa sebagai manifestasi setiap penuturnya (parole).
(8)Dibedakan antara hubungan asosiatif dan sintagmatis dalam bahasa. Hubungan asosiatif atau paradigmatis ialah hubungan antarsatuan bahasa dengan satuan lain karena ada kesamaan bentuk atau makna. Hubungan sintagmatis ialah hubungan antarsatuan pembentuk sintagma dengan mempertentangkan suatu satuan dengan satuan lain yang mengikuti atau mendahului (Soeparno, 2002:48-52).
Gerakan strukturalisme dari Eropa ini berpengaruh sampai ke benua Amerika. Studi bahasa di Amerika pada abad 19 dipengaruhi oleh hasil kerja akademis para ahli Eropa dengan nama deskriptivisme. Para ahli linguistik Amerika mempelajari bahasa-bahasa suku Indian secara deskriptif dengan cara menguraikan struktur bahasa. Orang Amerika banyak yang menaruh perhatian pada masalah bahasa. Thomas Jefferson, presiden Amerika yang ketiga (1801-1809), menganjurkan agar supaya para ahli linguistik Amerika mulai meneliti bahasa-bahasa orang Indian. Seorang ahli linguistik Amerika bemama William Dwight Whitney (1827-1894) menulis sejumlah buku mengenai bahasa, antara lain Language and the Study of Language (1867).
Tokoh linguistik lain yang juga ahli antropologi adalah Franz Boas (1858-1942). Sarjana ini mendapat pendidikan di Jerman, tetapi menghabiskan waktu mengajar di negaranya sendiri. Karyanya berupa buku Handbook of American Indian languages (1911-1922) ditulis bersama sejumlah koleganya. Di dalam buku tersebut terdapat uraian tentang fonetik, kategori makna dan proses gramatikal yang digunakan untuk mengungkapkan makna. Pada tahun 1917 diterbitkan jurnal ilmiah berjudul International Journal of American Linguistics.
Pengikut Boas yang berpendidikan Amerika, Edward Sapir (1884-1939), juga seorang ahli antropologi dinilai menghasilkan karya-karya yang sangat cemerlang di bidang fonologi. Bukunya, Language (1921) sebagian besar mengenai tipologi bahasa. Sumbangan Sapir yang patut dicatat adalah mengenai klasifikasi bahasa-bahasa Indian.
Pemikiran Sapir berpengaruh pada pengikutnya, L. Bloomfield (1887-1949), yang melalui kuliah dan karyanya mendominasi dunia linguistik sampai akhir hayatnya. Pada tahun 1914 Bloomfield menulis buku An Introduction to Linguistic Science. Artikelnya juga banyak diterbitkan dalam jurnal Language yang didirikan oleh Linguistic Society of America tahun 1924. Pada tahun 1933 sarjana ini menerbitkankan buku Language yang mengungkapkan pandangan behaviorismenya tentang fakta bahasa, yakni stimulus-response atau rangsangan-tanggapan. Teori ini dimanfaatkan oleh Skinner (1957) dari Universitas Harvard dalam pengajaran bahasa melalui teknik drill.
Dalam bukunya Language, Bloomfield mempunyai pendapat yang bertentangan dengan Sapir. Sapir berpendapat fonem sebagai satuan psikologis, tetapi Bloomfield berpendapat fonem merupakan satuan behavioral. Bloomfield dan pengikutnya melakukan penelitian atas dasar struktur bahasa yang diteliti, karena itu mereka disebut kaum strukturalisme dan pandangannya disebut strukturalis.
Bloomfield beserta pengikutnya menguasai percaturan linguistik selama lebih dari 20 tahun. Selama kurun waktu itu kaum Bloomfieldian berusaha menulis tata bahasa deskriptif dari bahasa-bahasa yang belum memiliki aksara. Kaum Bloomfieldian telah berjasa meletakkan dasar-dasar bagi penelitian linguistik di masa setelah itu.
Bloomfield berpendapat fonologi, morfologi dan sintaksis merupakan bidang mandiri dan tidak berhubungan. Tata bahasa lain yang memperlakukan bahasa sebagai sistem hubungan adalah tata bahasa stratifikasi yang dipelopori oleh S.M. Lamb. Tata bahasa lainnya yang memperlakukan bahasa sebagai sistem unsur adalah tata bahasa tagmemik yang dipelopori oleh K. Pike. Menurut pendekatan ini setiap gatra diisi oleh sebuah elemen. Elemen ini bersama elemen lain membentuk suatu satuan yang disebut tagmem.
Murid Sapir lainnya, Zellig Harris, mengaplikasikan metode strukturalis ke dalam analisis segmen bahasa. Sarjana ini mencoba menghubungkan struktur morfologis, sintaktis, dan wacana dengan cara yang sama dengan yang dilakukan terhadap analisis fonologis. Prosedur penelitiannya dipaparkan dalam bukunya Methods in Structural Linguistics (1951).
Ahli linguistik yang cukup produktif dalam membuat buku adalah Noam Chomsky. Sarjana inilah yang mencetuskan teori transformasi melalui bukunya Syntactic Structures (1957), yang kemudian disebut classical theory. Dalam perkembangan selanjutnya, teori transformasi dengan pokok pikiran kemampuan dan kinerja yang dicetuskannya melalui Aspects of the Theory of Syntax (1965) disebut standard theory. Karena pendekatan teori ini secara sintaktis tanpa menyinggung makna (semantik), teori ini disebut juga sintaksis generatif (generative syntax). Pada tahun 1968 sarjana ini mencetuskan teori extended standard theory. Selanjutnya pada tahun 1970, Chomsky menulis buku generative semantics; tahun 1980 government and binding theory; dan tahun 1993 Minimalist program.

ALIRAN-ALIRAN DALAM LINGUISTIK
Pendahuluan

Keberadaan bahasa merupakan keniscayaan bagi manusia, karena bahasa merupakan salah satu pembeda antara hewan dan manusia. Hal ini dikarenakan, hanya manusialah yang memiliki bahasa. Menurut Chaer dan Agustina, salah satu ciri bahasa adalah manusiawi.[3] Jadi sudah seharusnyalah kita mensyukuri apa yang telah dikaruniakan oleh Sang Pencipta kepada kita, yaitu bahasa.

Dalam dunia keilmuan, kajian tentang bahasa disebut kajian linguistik. Kajian ini sudah berkembang sejak lama, karena bahasa memang telah lama ada dalam dunia ini. Hal ini dikuatkan leh Allah dalam firmanNya dalam surat al-Baqoroh. Dalam surat tersebut, Allah mengajari nabi adam dengan beberapa kata. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa telah lama eksis.

Banyak para ilmuan yang telah lama mengkaji tentang bahasa. Namun, ilmu kebahasaan, yang kita kenal dengan ilmu linguistikbaru berkembang sekitar abad ke-19. setelah abad ini, banyak ide-ide tentang kebahasaan dilontarkan. Dalam tulisan ini, penulis akan membahas lima tokoh secara sengkat tentang linguist terkemuka di dunia, yaitu, FD. Saussure, Boaz, Bloomfield, Sapir-Whorf, dan Chomsky.

1. FD. Saussure

a. Latar Belakang Kehidupan

Nama lengkapnya adalah Ferdinad De Saussure. Ia belajar di Leipzig, waktu itu ia sebafai mahasiswa. Pada usia 22 tahun, ia menyajikan sistem vokal bahasa Indo-Eropa. Ia menyelesaikan studinya pada tahun 1880 dengan summa cum laude dengan disertasinya tentang penggunaan kasus genetif dalam bahasa sansekerta. Dalam tahun juga ia pindah ke Parisuntuk mengajar di Universitas Paris tentang bahas-bahasa sansekerta, Ghotia dan Jerman tinggi kuno. Sebagai ketua masyarakat linguitik di sna, ia memberikan pengaruhnya pada tiap kesempatan.

Dari tahun 1881-1889ia mengajar mata kuliah bahas perbandingan. Pada tahun 1891 ia kembali ke Swiss dan mengajar linguistik umum. Ia meninggal pada tahun 1913 ia meninggal dunia. Karya yang terkenalnya adalah Cours de linguistique generale.

b. ide-ide Saussure

1. Sinkronik dan Diakronik

Sinkronik adalah kajian bahasa yang tidak dihubungkan dengan sejarah. Hal ini dikarenakan bahasa sebagai kenyataan sosial. Bahsa merupakan sistem tanda dan dapat diperiksa bentuk dan maknanya pada satu waktu. Dengan kata lain, untuk mengetahui bentuk suatu bahasa tidak harus selalu tergantung pada sejarah, karena bahasa memiliki zamannya sendiri.

Sedangkan Diakronik adalah kebalikan dari sinkronik. Dalam kajian ini, bahasa dihubungkan dengan suatu rezim tertentu. Sehingga untuk mengetahui bahasa, maka harus mengetahui rezim yang menggunakan bahasa tersebut.

2. Langue dan Parole

Langue merupakan bahasa sebagai sistem yang bersifat sosial dan abstrak, sedangkan parole merupakan bahasa sebagai ujaran dan bersifat konkrit. Parole adalah aspek perseorangan bahasa,sddangkan langue adalah bagian sosial bahasa.

3. Signifiant dan Signifie

Signifiant adalah tanda, dan signifie adalah petanda. Misal, ada urutan bunyi [T.V], urutan bunyi ini disebut dengan signifiant. Sedangkan signifie adalah bendanya secara langsung.

4. Sintagmatik dan Paradigmatik

Kalimat terbangun dari beberapa unsur, minimal subjek dan prediket. Hubungan antar unsur ini menimbulkan hubungan yang kita kenal dengan hubungan sintagmatik dan paradigmatiok.

Hubungan sintagmatik adalah hubungan unsur-unsur bahasa secara horizontal. Contoh: ada kalimat, Burhan “Susi adalah kader IPPNU”. Hubungan unsur-unsur kalimat antara “Susi”, “adalah”, “kader IPPNU” merupakan hubungan sintagmatik.

Sedangkan hubungan paradigmatik adalah hubungan unsur-unsur bahas secar vertikal. Contoh: ada dua kalimat, (1) Susi adalah kader IPPNU, dan (2) Anton adalah mahasiswa UIN. Dalam ke dua kalimat tersebut hubungan antara kata “Anton” dan “Susi”merupakan hubungan paradigmatik. Begitu juga dengan kata “kader” dengan “mahasiswa”.

2. Franz Boaz

a. Latar belakang Hidupnya

Boaz memulai karirnya sebagai mahasiswa fisika dan geografi, dan melalui ilmu geografinya itulah akhirnya ia juga mengenal ilmu antropologi. Selanjutnya melalui ilmu antropologinya itu, ia mulia berkenalan dengan penyelidikan-penyelidikan bahasa.

Boaz dan teman-temannya memberikab perhatian yang besar pada penguraian struktur bahasa-bahasa Indian. Oleh sebab itu, mereka disebut juga golongan deskriptif. Kaum deskriptif ini berusaha keras membangun teori-teori bahasa yang abstrak dan bersifat umumberdasarkan hasil-hasil penelitian yang dilakukannya.

Menurut Boaz, tidak ada satu bahasa yang merupakan bahasa ideal yang merupakan ukuran bahasa-bahasa lainnya. Selain itu, sekelompok pemakai bahasa tertentu tidak berhak mengatakan bahwa bahasa yang digunakan oelh kelompok lainnya tidak rasional. Yang benar adalah pada setiap bahas aterdapat kategori-kategori logis tertentu yang merupakan keharusan digunakan pada bahasa tersebut. Bagi Boaz bahas hanyalah merupakan tuturan artikulasi, yaitu bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat artikulasi.

b. Ide-idenya

1. Kategori gramatikal

Manurutnya, setiap bahasa memiliki sistem gramatikal dan sistem fonetik masing-masing. Sistem fonetik digunakan sesuai dengan kebutuhan makna yang dimaksudkan. Oleh karena itu, menurutnya unit dasar bahsa adalah kalimat.

2. Pronomina Kata Ganti

Menurut Boaz tidak ada orang pertama jamak, karena kata ganti itu tidak tetap.

3.Verba

Kategori verbal dalam bahsa-bahsa Eropa sifatnya arbitrari dan berkembang tidak merata pada berbagai bahasa di sana.

3.Sapir-Whorf

a. Latar Belakang Hidup

Sapir nama lengkapnya adalah Edward Sapir. Whorf adalah muridnya. Sapir belajar di Universitas Columbia, dengan filologi bahasa jerman sebagai mata kuliah utamanya.

Tahun 1904 ia bertemu dengan Boaz. Pada waktu itu, ia sedang mengikuti program Master di Iniversitas di mana ia belajar. Karyanya yang terkenal adalah “Language”(1921). Menurutnya bahasa adalah suatu metode yang semata-mata digunakan oleh manusia dan tidak bersifat naluri, bahasa digunakan untuk mengkomunikasikan ide, perasaan dan keinginannya dengan menggunakan sistem lambang.

b.ide-idenya

Secara umum, sapir mengikuti aliran deskriptif. Hal ini sama dengan Boaz. Sapir sangat mengidolakan Boaz, oleh karena itu banyak pemikirannya yang dipengaruhi oleh Boaz.

Namun dengan muridnya, ia menelurkan sebuah ide bahwa bahasa itu menentukan dan memainkan peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kebudayaan manusia. Aspek pikiran dan dan cara berpikir manusia sangat dipengaruhi oelh bahasa mereka. Menurutmeraka, pengalaman manusia tidak mungkin tercipta tanpa bahasa.

4.Bloomfield

a. Latar Belakang Hidup

Bloomfield adalah salah seorang ahli bahasa Amerika yang paling besar sumbangannya dalam menyebarluaskan prinsip-prinsip dan metode-metode yang biasa disebut “Strukturalisme Amerika”

Pada tahun 1933, ia melahirkan karya terbesarnya yang berjudul “Language”. Tebal buku ini adalah 600 halaman. Sampais ekarang buku karya Bloomfield ini dapat ditemui di tengah-tengah para pecinta linguistik. Bahkan buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan dapat ditemukan di perpustakaan UIN Malang.

b. Ide-idenya

Pandangannya tentang bahasa dirumuskan denganrumus “Rangsangan dan Tanggapan”, yang digambarkan dengan rumus S – r……s – R. maksudnya: suatu stimulus praktis (S) menyebabkan seseorang berbicara (r), bagi pendengar, itu merupakan rangsangan dan menyebabkan ia berbicara (s) yang akan menyebabkan dia memberi tanggapan praktis (R). S dan R adalah Peristiwa praktis yang tinggal di luar bahasa dan r dan t merupakan peristiwa-peristiwa bahasa.

5. Noam Chomsky

a. Latar Belakang Hidup

Dalam uraian di atas, terlihat jelas kontribusi pemikiran Chomsky dalam TGT. Dalam subjudul ini, penulis akan mengajak pembaca untuk berkenalan dengan Chomsky.

Nama lengkapnya adalah Avram Noam Chomsky. Dia lahir pada tanggal 7 Desember 1928 di Philadelphia. Ayahnya, bernama William Chomsky, adalah seorang ahli bahasa Yahudi yang terkenal pada saat itu. Ketekunan Chomsky dalam membantu kegiatan kebahasaan ayahnya sangat membantu daya intelektualnya dalam kajian kebahasaan di kemudian hari.

Chomsy dahulukala belajar di Universitas Pennsylvania. Pada awalnya ia berguru pada salah satu tokoh aliran struktural, yaitu Harris. Walaupun Haris adalah salah satu tokoh pengembang strukturalisme, tapi gagasannya tidak selalu mengekor pada konsep pemula strukturalisme, yaitu Bloomfield. Oleh karena itu, Harris disebut dengan …”who is a significant transitional figure between structural and generative transformational linguistics (Macly dalam Samsuri, 1988:100).

Dalam studinya, Chomsky tidak hanya mengambil jurusan lingusitik saja, namun ia juga mengambil jurusan Matematika dan Filsafat. Kajian bidang matematikanya memengaruhi Chomsky dalam model penyusunan aksioma linguistik yang diformulasikan. Sedangkan filsafat memengaruhi Chomsky dalam menilai wawasan folisofis tata bahasa strukturalisme yang banyak bertumpuh pada paham empiris.

b.Ide-Idenya

Pada tahun 1931-1951, kajian linguistik pada saat itu diwarnai oleh aliran structural, yang kita kenal dengan nama Tata Bahasa Deskriptif. Dalam Tata Bahasa Deskriptif, ada 2 tokoh yang memengaruhinya, yaitu Bloomfield dan Harris. Bloomfield adalah salah satu tokoh strukturalisme Amerika yang pemikirannya banyak dipengaruhi oleh Boaz. Dalam tata bahasa jenis ini, kajian yang dikembangkan adalah kajian linguistik yang berhubungan dengan masalah-masalah praktis, dan langsung menjelaskan komponen serta struktur bahasa tertentu berdasarkan realitas formalnya sebagai ujaran. Oleh karena itu, model kajian semacam ini disebut dengan istilah Tata bahasa Struktural.

Model kajian semacam ini sesuai dengan konsep pengembangan teori yang sedang “menjamur” di Amerika Serikat, yaitu logika positivistisme. Bagi logika ini, sebuah teori bisa dianggap benar atau salah, jika telah diujikan pada data kajian secara konkrit.

Pada tahun 1957, Chomsky mengenalkan gagasan barunya melalui sebuah buku yang berjudul Syntactic Structure. Gagasan barunya yang tertuang dalam buku itulah yang kemudian oleh para linguist disebut degnan Tata bahasa Generatif Transformasi..

Dalam uraian di atas disebutkan bahwa gagasan Chomsky tentang TGT tertuang dalam bukunya Syntactic Structure. Dalam tersebut, Chomsky menjelaskan bahwa dia melakukan penolakan terhadap asumsi utama strukturalisme yang beranggapan bahwa kelayakan kajian kebahasaan ditentukan oleh diskripsi data kebahasaan secara induktif.

Data kebahasaan secara induktif di sini diartikan oleh penulis sebagai data-data kebahasaan yang sudah paten dan dianggap selesai. Menurut Chomsky (dalam Samsuri, 1988:99) kajian linguistik berkaitan dengan aktivitas mental yang berkaitan dengan probabilitas, bukan berhadapan dengan data kajian tertutup dan selesai, sehingga dapat dianalisis dan didiskripsikan secara pasti. Oleh karena itu, teori linguistic seharusnya dikembangkan dengan bertolak dari cara kerja secara deduktif yang dibangun oleh konstruk hipotetik tertentu.

Akibat dari konsep dasar tersebut di atas, dalam TGT teori diartikan sebagai seperangkat hipotesis yang memiliki hubungan secara internal antara yang satu dengan yang lainya. Dalam hal ini, hipotesis memiliki 2 ciri utama, (1) berisi pernyataan yang berfungsi untuk memahami sesuatu yang bersifat sementara, (2) merupakan kreasi intelek yang sistematis, teliti, tetapi bersifat tentative sehingga memungkinkan untuk dikembangkan atau ditolak.

0 komentar:

Followers

 

sUBanDoWo Dot BlOgsPot dOt coM. Copyright 2011 All Rights Reserved